“GPK” Generasi Pewaris Kemenangan
‘Lemot alias lemah motivasi adalah virus yang memang kudu di wanti-wanti. Coz sangat berbahaya sobat. Ibarat kamu sedang browsing or searching. Eh.. ternyata loadingnya lama. Truz komputernya Pentium II lagi. Gubprak..!! Ngedumel banget khan? Tapi men-ding sabar aja dweh sobat… artinya kamu harus berusaha mencari yang lebih baik..
Semangat Pentium II memang out of date alias kuno bin jadul. Seka-rang tu sobat, sudah zamannya serba cepat. Merangsek masuk membabat ludes segala hal. Mulai dari keinginan, makanan, pakaian de el el.
Saking cepetnya, motor tetangga bisa hilang dalam waktu kurang dari 10 menit. Ini asli terbukti sobat. Pun demikian, di zaman yang kini disebut akhir zaman, berita hilangnya ribuan nyawa selalu memenuhi media cetak maupun electronik. Terus menerus seolah sudah biasa. Mudah sekali darah manusia tertumpah.
Alih-alih ingin cepat menangkap teroris, jurus generalisir babat sana-sini dilancarkan. Jadi yang rugi siapa? yang tidak berdosa lah… Ya.. inilah aki-bat dari apabila budaya serba ingin cepat telah menjadi kebiasaan.
Islam yang kita cintai ini sobat, tidak ada di dalam ajarannya yang meng-ajarkan kesenjangan antara kehidupan dunia atau akhirat. Islam tu adil dan tengah-tengah. Yang enak memang selalu yang tengah-tengah ya…? ketika kamu di tengah-tengah gurun pasir sedang lapar dan dahaga yang teramat sangat, eh…tiba-tiba ada yang ngasih makan dan minum.. gembira and jingkrak-jingkrak kan?
Seperti halnya surga dan neraka. Surga disediakan untuk siapa saja. Tidak dibatasi oleh jenis kelamin. Siapa saja yang beriman dan ber’amal shalih, Allah pasti akan masukan ke dalam surga. Begitupun neraka. Disediakan untuk siapa saja. Yang durhaka, maksiat, mengerjakan kebid’ahan dan menyekutukan Allah . Sekali lagi tidak memandang jenis kelamin.
Nah sobat, ketika masyarakat, keluarga, dan pribadi telah dijangkiti kebudayaan pemenuhan keinginan dan nafsu semata, maka lambat laun dan pasti akan menjadi budak dari nafsu dan keinginan tersebut. Kemudian motivasi untuk mengejar akhiratpun semakin redup.. redup.. kemudian mati. Jangan sampai deh..!!
Sobat, sebuah peribadatan tidak akan terlaksana ketika motivasi (shidqul adzimah) nya lemah. Begitu besar dan banyak kewajiban yang harus kita tunaikan kepada Allah . Lantas, tidak mungkin semuanya itu bisa dikerjakan kecuali pasti harus dengan semangat dan motivasi yang besar pula.
Sebaik-baik contoh adalah Nabi dan para sahabatnya serta pengikutnya. Mereka adalah generasi yang paling semangat dalam catatan emas sejarah. Semangatnya, ghairahnya untuk melaksanakan dan mengamalkan Al-Qur’an dan Sunnah. Ya mereka adalah orang-orang shalih yang berdaya guna. Tidak seperti yang diungkapkan oleh sebuah peribahasa, “ada ataupun tidak ada, sama saja tidak berpengaruh”. Gak ngepek. Gak mendatangkan perubahan apapun.
Mereka adalah agent of changes (generasi perubahan) yang semangat dalam berkarya untuk kejayaan Islam. Sebagai cerminan keikhlasan di dalam mempersembahkan peribadatannya kepada Allah semata.
Apa saja sich kriteria generasi yang bakalan dimenangkan oleh Allah ? Agar dapat seperti generasi pendahulunya? Yaitu era gemilang kekhilafahan Islam.
Pertama, yaitu generasi yang beriman dan beramal shalih.
•
“Dan orang-orang yang beriman serta beramal shalih, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 82)
Islam adalah agama amal sobat. Menyuruh kita untuk terus bergerak dan berkarya mengukir amal shalih dengan gemilang. Agar mendatangkan banyak manfaat. Jadi buang jauh-jauh ya… dari dalam kamus pribadimu sobat..!! apa tu? Yaitu sifat malas dan menganggur. Gak metching.. tul ga? Apa kata dunia? Lebay…
Dengan iman dan amal shalihlah Islam bisa menyebar dan berjaya berabad-abad. Sayang masa lalu kejadiannya, bukan saat ini. Nah.. tugas generasi sekaranglah (pembaca dan penulis) sebagai peletak dasar untuk kembalinya kejayaan umat Islam.
Memang iya sih sobat, tidak sedikit di antara kita yang sangat semangat dan hobi akan menuntut ilmu, shoping banyak buku. Akan tetapi banyak pula dan keseringannya minim dalam beramal. Do it now..!! maka jangan heran kenapa cahaya Islam sekan redup? Ya kitanya seeh.. malas-malasan..
Kisah Indahnya akhlak Islami, persaudaraan, budaya saling tanashuh masih belum menjadi jelmaan di alam real.
Padahal yang menjadi objek penilaian Allah adalah amal yang setelahnya disterilkan dengan hati (baca: keikhlasan). Yang terjangkiti penyakit malas beramal ini ternyata mengenai banyak orang dari tingkatan profesi yang berbeda-beda. Ada ustadz, aktifis, mahasiswa, dosen de el el. Yang ustadznya hanya pinter berorasi dan ngomong aja. Yang pelajar atau mahasiswanya hanya bisa copy paste untuk membuat makalah. Yang dosennya, ‘diktator’ (jual diktat kebeli motor) ha..ha.ha.. yang aktivisnya hanya pintar dan memiliki skill membuat proposal doang. Nah.. jadi di mana sekarang kita melihat dan merasakan indahnya Islam?
Baru dalam tulisan-tulisan dan cerita-cerita…!! Semoga bisa dimulai dari diri kita masing-masing ya…
Coba kalau sekali-kali kita ini menjadi orang yang sangat rindu akan kedatangan proposal..!! kerenkan? Artinya kita harus menjadi pribadi yang solutif.. menjadi pemain, yaitu tangannya di atas terus.. bukan menerima..!!
Yang kedua, Ikhlas.
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)
Inilah cirri generasi berikutnya yang akan diberikan kemenangan oleh Allah . Benar dan lurus tekad dan tujuannya. Dalam segala aktifitas amal shalihnya yang luar biasa.
Hidupnya fokus dan berani mengambil tantangan. Ada dua kemungkinan sobat, ketika kita berbicara ikhlas. Apakah memang sudah dijadikan oleh Allah sebagai pribadi ikhlas, or berusaha dan sungguh-sungguh untuk ikhlas.
Terkadang ikhlas dalam suatu kondisi bisa diartikan “tanpa pamrih”. Akan tetapi kalau di teliti lebih dalam, ternyata ikhlas itu perbuatan hati bukan perbuatan dzahir. Makanya ketika kamu mengatakan dirimu “suer.. aku ikhlas khok..” nah.. ini keikhlasan yang harus diikhlaskan. Jadi jangan di bilang-bilang. Namanya juga aktifitas hati..!!
Akan tetapi terkadang kita tidak proporsional menempatkan ikhlas. Segalanya gratis dengan dalih ikhlash (produksi). Akan tetapi kemampuan produksinya di abaikan. Akhirnya tidak produktif. Stagnan dan mundur kebelakang. Habis tenaga. Karena tidak diperhatikan hal-hal yang bisa mendatangkan tenaga.
Seperti seorang suami yang menginginkan istrinya power full terus dan wangi. Akan tetapi istrinya kurang asupan gizi, tidak dibeliin alat-alat untuk berdandan di depan suaminya, tidak olah raga dan tidak dicukupi kebutuhannya. Ya mimpi kalee.. Ups.. apa sobat ada yang belum nikah.. jangan mimpi terus, nikah dunk.
Dan seharusnya sang suami itu memberikan servis 100% kepada istrinya, maka istrinyapun akan memberikan servis 100%.
Ke tiga, tawakkul kepada Allah . Artinya berusaha seoptimal mungkin kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah . Inilah cirri generasi
berikutnya yang akan dimenangkan oleh Allah . Yaitu yang terus gigih bekerja dengan keyakinan full. Karena ia yakin Allah lah sebagai satu-satunya penolong. Ia yakin Allah dengan kehendak-Nya kuasa untuk menjadikan dan merubah apapun. Dan ia yakin ketika berprasangka baik kepada Allah , maka Allah pun akan sama halnya demikian. Ia yakin Allah pasti akan mengabulkan doa-doanya. Jadi yakin akan janji Allah .
Yang ke empat, adalah tsabat ketika menghadapi ujian atau cobaan. Bisa berupa kemalasan yang datang dari dirinya. Gangguan dari keluarga, teman bahkan gangguan dari orang-orang kafir sebagai musuh Allah dan kaum muslimin.
Tegar dan kokoh tak bergeming, terus di dalam meraih pertolongan Allah . Adalah cirri generasi yang akan dimenangkan oleh Allah . Ia yakin dunia ini adalah tempat ujian. Karena dunia adalah tempat ujian, maka seakan dalam hidupnya tidak ada masalah.
Karena kata Nabi , kehidupan orang beriman itu tidak ada yang rugi. Menakjubkan semuanya..!! Ketika diberi nikmat teruz bersyukur, maka syukurnya menjadi kebaikan. Ketika diberikan mushibah kemudian mampu bersabar, maka sabarnya menjadi kebaikan. Nah.. jadi di mana letak masalah orang beriman? Nyaris tak ada masalah dalam kehidupanya..!! tul ga sobat?
Allah telah menurunkan segala obat untuk semua penyakit. Tinggal bagaimana kita menjadikan dzkir, sabar dan shalat sebagi penolong dan penentram hati dan pikiran. Ketika hati yang salah satu fungsinya berpikir itu rusak, maka akan menimbulkan negative thingking. Segala hal menjadi buruk.
Muncullah putus asa. Padahal haram yang namanya putus asa. Kedapatan sering khan kamu sobat, ketika sedang mendapatkan problem sering kecewa, dongkol dan uring-uringan. Padahal sebenarnya bisa jadi masalahnya sangat sepele dan sederhana. Karena suasana hati dan pikiran kalut, kacau dan negatif. Ya.. buruklah semuanya.
Seperti kisah seorang bapak yang sedang tidur kemudian dijailin atau dikerjain oleh anaknya. Hidung si bapak diolesin terasi oleh anaknya. Ketika si bapak tersadar dari tidurnya, ia kaget kok bau terasi. Lalu bangun dan pindah tidur ke ruang tengah karena kata si bapak di kamar bau terasi. Lalu apakah setelah pindah ruangan jadi nyaman tidurnya? Eh ternyata di ruangan itu bau terasi juga. Akhirnya si bapak berang dan menyimpulkan semua isi rumah bau terasi…!!
Padahal problemnya sedikit, yaitu ada terasi di bawah lobang idungnya si bapak. Kalau nyadar dan pikiran bersih, ia tinggal ke kamar mandi dan mencuci hidungnya. Semoga ceritanya lucu..!! hik hik hik.. (bersambung) Wallohu al musta’an
Iklan Palem
Filed under: Gerimis Muda | Leave a comment »