“GPK” Generasi Pewaris Kemenangan

“GPK” Generasi Pewaris Kemenangan

‘Lemot alias lemah motivasi adalah virus yang memang kudu di wanti-wanti. Coz sangat berbahaya sobat. Ibarat kamu sedang browsing or searching. Eh.. ternyata loadingnya lama. Truz komputernya Pentium II lagi. Gubprak..!! Ngedumel banget khan? Tapi men-ding sabar aja dweh sobat… artinya kamu harus berusaha mencari yang lebih baik..
Semangat Pentium II memang out of date alias kuno bin jadul. Seka-rang tu sobat, sudah zamannya serba cepat. Merangsek masuk membabat ludes segala hal. Mulai dari keinginan, makanan, pakaian de el el.
Saking cepetnya, motor tetangga bisa hilang dalam waktu kurang dari 10 menit. Ini asli terbukti sobat. Pun demikian, di zaman yang kini disebut akhir zaman, berita hilangnya ribuan nyawa selalu memenuhi media cetak maupun electronik. Terus menerus seolah sudah biasa. Mudah sekali darah manusia tertumpah.
Alih-alih ingin cepat menangkap teroris, jurus generalisir babat sana-sini dilancarkan. Jadi yang rugi siapa? yang tidak berdosa lah… Ya.. inilah aki-bat dari apabila budaya serba ingin cepat telah menjadi kebiasaan.
Islam yang kita cintai ini sobat, tidak ada di dalam ajarannya yang meng-ajarkan kesenjangan antara kehidupan dunia atau akhirat. Islam tu adil dan tengah-tengah. Yang enak memang selalu yang tengah-tengah ya…? ketika kamu di tengah-tengah gurun pasir sedang lapar dan dahaga yang teramat sangat, eh…tiba-tiba ada yang ngasih makan dan minum.. gembira and jingkrak-jingkrak kan?
Seperti halnya surga dan neraka. Surga disediakan untuk siapa saja. Tidak dibatasi oleh jenis kelamin. Siapa saja yang beriman dan ber’amal shalih, Allah pasti akan masukan ke dalam surga. Begitupun neraka. Disediakan untuk siapa saja. Yang durhaka, maksiat, mengerjakan kebid’ahan dan menyekutukan Allah . Sekali lagi tidak memandang jenis kelamin.
Nah sobat, ketika masyarakat, keluarga, dan pribadi telah dijangkiti kebudayaan pemenuhan keinginan dan nafsu semata, maka lambat laun dan pasti akan menjadi budak dari nafsu dan keinginan tersebut. Kemudian motivasi untuk mengejar akhiratpun semakin redup.. redup.. kemudian mati. Jangan sampai deh..!!

Sobat, sebuah peribadatan tidak akan terlaksana ketika motivasi (shidqul adzimah) nya lemah. Begitu besar dan banyak kewajiban yang harus kita tunaikan kepada Allah . Lantas, tidak mungkin semuanya itu bisa dikerjakan kecuali pasti harus dengan semangat dan motivasi yang besar pula.
Sebaik-baik contoh adalah Nabi dan para sahabatnya serta pengikutnya. Mereka adalah generasi yang paling semangat dalam catatan emas sejarah. Semangatnya, ghairahnya untuk melaksanakan dan mengamalkan Al-Qur’an dan Sunnah. Ya mereka adalah orang-orang shalih yang berdaya guna. Tidak seperti yang diungkapkan oleh sebuah peribahasa, “ada ataupun tidak ada, sama saja tidak berpengaruh”. Gak ngepek. Gak mendatangkan perubahan apapun.
Mereka adalah agent of changes (generasi perubahan) yang semangat dalam berkarya untuk kejayaan Islam. Sebagai cerminan keikhlasan di dalam mempersembahkan peribadatannya kepada Allah semata.
Apa saja sich kriteria generasi yang bakalan dimenangkan oleh Allah ? Agar dapat seperti generasi pendahulunya? Yaitu era gemilang kekhilafahan Islam.
Pertama, yaitu generasi yang beriman dan beramal shalih.
      •     
“Dan orang-orang yang beriman serta beramal shalih, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 82)
Islam adalah agama amal sobat. Menyuruh kita untuk terus bergerak dan berkarya mengukir amal shalih dengan gemilang. Agar mendatangkan banyak manfaat. Jadi buang jauh-jauh ya… dari dalam kamus pribadimu sobat..!! apa tu? Yaitu sifat malas dan menganggur. Gak metching.. tul ga? Apa kata dunia? Lebay…
Dengan iman dan amal shalihlah Islam bisa menyebar dan berjaya berabad-abad. Sayang masa lalu kejadiannya, bukan saat ini. Nah.. tugas generasi sekaranglah (pembaca dan penulis) sebagai peletak dasar untuk kembalinya kejayaan umat Islam.
Memang iya sih sobat, tidak sedikit di antara kita yang sangat semangat dan hobi akan menuntut ilmu, shoping banyak buku. Akan tetapi banyak pula dan keseringannya minim dalam beramal. Do it now..!! maka jangan heran kenapa cahaya Islam sekan redup? Ya kitanya seeh.. malas-malasan..
Kisah Indahnya akhlak Islami, persaudaraan, budaya saling tanashuh masih belum menjadi jelmaan di alam real.
Padahal yang menjadi objek penilaian Allah adalah amal yang setelahnya disterilkan dengan hati (baca: keikhlasan). Yang terjangkiti penyakit malas beramal ini ternyata mengenai banyak orang dari tingkatan profesi yang berbeda-beda. Ada ustadz, aktifis, mahasiswa, dosen de el el. Yang ustadznya hanya pinter berorasi dan ngomong aja. Yang pelajar atau mahasiswanya hanya bisa copy paste untuk membuat makalah. Yang dosennya, ‘diktator’ (jual diktat kebeli motor) ha..ha.ha.. yang aktivisnya hanya pintar dan memiliki skill membuat proposal doang. Nah.. jadi di mana sekarang kita melihat dan merasakan indahnya Islam?
Baru dalam tulisan-tulisan dan cerita-cerita…!! Semoga bisa dimulai dari diri kita masing-masing ya…
Coba kalau sekali-kali kita ini menjadi orang yang sangat rindu akan kedatangan proposal..!! kerenkan? Artinya kita harus menjadi pribadi yang solutif.. menjadi pemain, yaitu tangannya di atas terus.. bukan menerima..!!
Yang kedua, Ikhlas.
        
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)
Inilah cirri generasi berikutnya yang akan diberikan kemenangan oleh Allah . Benar dan lurus tekad dan tujuannya. Dalam segala aktifitas amal shalihnya yang luar biasa.
Hidupnya fokus dan berani mengambil tantangan. Ada dua kemungkinan sobat, ketika kita berbicara ikhlas. Apakah memang sudah dijadikan oleh Allah sebagai pribadi ikhlas, or berusaha dan sungguh-sungguh untuk ikhlas.
Terkadang ikhlas dalam suatu kondisi bisa diartikan “tanpa pamrih”. Akan tetapi kalau di teliti lebih dalam, ternyata ikhlas itu perbuatan hati bukan perbuatan dzahir. Makanya ketika kamu mengatakan dirimu “suer.. aku ikhlas khok..” nah.. ini keikhlasan yang harus diikhlaskan. Jadi jangan di bilang-bilang. Namanya juga aktifitas hati..!!
Akan tetapi terkadang kita tidak proporsional menempatkan ikhlas. Segalanya gratis dengan dalih ikhlash (produksi). Akan tetapi kemampuan produksinya di abaikan. Akhirnya tidak produktif. Stagnan dan mundur kebelakang. Habis tenaga. Karena tidak diperhatikan hal-hal yang bisa mendatangkan tenaga.
Seperti seorang suami yang menginginkan istrinya power full terus dan wangi. Akan tetapi istrinya kurang asupan gizi, tidak dibeliin alat-alat untuk berdandan di depan suaminya, tidak olah raga dan tidak dicukupi kebutuhannya. Ya mimpi kalee.. Ups.. apa sobat ada yang belum nikah.. jangan mimpi terus, nikah dunk.
Dan seharusnya sang suami itu memberikan servis 100% kepada istrinya, maka istrinyapun akan memberikan servis 100%.
Ke tiga, tawakkul kepada Allah . Artinya berusaha seoptimal mungkin kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah . Inilah cirri generasi
berikutnya yang akan dimenangkan oleh Allah . Yaitu yang terus gigih bekerja dengan keyakinan full. Karena ia yakin Allah lah sebagai satu-satunya penolong. Ia yakin Allah dengan kehendak-Nya kuasa untuk menjadikan dan merubah apapun. Dan ia yakin ketika berprasangka baik kepada Allah , maka Allah pun akan sama halnya demikian. Ia yakin Allah pasti akan mengabulkan doa-doanya. Jadi yakin akan janji Allah .
Yang ke empat, adalah tsabat ketika menghadapi ujian atau cobaan. Bisa berupa kemalasan yang datang dari dirinya. Gangguan dari keluarga, teman bahkan gangguan dari orang-orang kafir sebagai musuh Allah dan kaum muslimin.
Tegar dan kokoh tak bergeming, terus di dalam meraih pertolongan Allah . Adalah cirri generasi yang akan dimenangkan oleh Allah . Ia yakin dunia ini adalah tempat ujian. Karena dunia adalah tempat ujian, maka seakan dalam hidupnya tidak ada masalah.
Karena kata Nabi , kehidupan orang beriman itu tidak ada yang rugi. Menakjubkan semuanya..!! Ketika diberi nikmat teruz bersyukur, maka syukurnya menjadi kebaikan. Ketika diberikan mushibah kemudian mampu bersabar, maka sabarnya menjadi kebaikan. Nah.. jadi di mana letak masalah orang beriman? Nyaris tak ada masalah dalam kehidupanya..!! tul ga sobat?
Allah telah menurunkan segala obat untuk semua penyakit. Tinggal bagaimana kita menjadikan dzkir, sabar dan shalat sebagi penolong dan penentram hati dan pikiran. Ketika hati yang salah satu fungsinya berpikir itu rusak, maka akan menimbulkan negative thingking. Segala hal menjadi buruk.
Muncullah putus asa. Padahal haram yang namanya putus asa. Kedapatan sering khan kamu sobat, ketika sedang mendapatkan problem sering kecewa, dongkol dan uring-uringan. Padahal sebenarnya bisa jadi masalahnya sangat sepele dan sederhana. Karena suasana hati dan pikiran kalut, kacau dan negatif. Ya.. buruklah semuanya.
Seperti kisah seorang bapak yang sedang tidur kemudian dijailin atau dikerjain oleh anaknya. Hidung si bapak diolesin terasi oleh anaknya. Ketika si bapak tersadar dari tidurnya, ia kaget kok bau terasi. Lalu bangun dan pindah tidur ke ruang tengah karena kata si bapak di kamar bau terasi. Lalu apakah setelah pindah ruangan jadi nyaman tidurnya? Eh ternyata di ruangan itu bau terasi juga. Akhirnya si bapak berang dan menyimpulkan semua isi rumah bau terasi…!!
Padahal problemnya sedikit, yaitu ada terasi di bawah lobang idungnya si bapak. Kalau nyadar dan pikiran bersih, ia tinggal ke kamar mandi dan mencuci hidungnya. Semoga ceritanya lucu..!! hik hik hik.. (bersambung) Wallohu al musta’an 

Iklan Palem

Be Power full Communication

Be Power full Communication
bicara BAIK atau DIAM

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنََّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra: 36)

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia
berkata baik atau diam”. (HR. Mutafaq’Alaihi)

Sobat Grimis yang budiman, setelah menjadi pribadi yang komitmen untuk sukses. Yaitu menjadi pri-badi yang no but, no if. Dengan modal awwalnya yaitu menjadi pribadi yang beriman.

Juga, penting untuk dimiliki bagi kamu-kamu yang mempunyai bakat cuap-cuap, penceramah, khatib, salles marketing and pokoknya yang senang berinteraksi dengan buanyak manusia dweh…, apa itu? Yaitu kemampuan ber-komunikasi yang power full.
Berkomunikasi tanpa ragu ketika menyuarakan kebenaran, al haq, harus dengan lantang. Tidak samar-samar.

Kebenaran dalam Islam itu ketika diiba-ratkan sebuah malam, maka malamnya pun seakan siang hari. Lalu bagaima-na siang harinya?

Ini menandakan sangat gamblang-nya kebenaran di dalam Islam.

Sebelum how to nya (baca -agar memilikinya-) yups kita intip bagaimana orang-orang yang telah sukses dengan kekuatan yang dimilikinya berupa kemahiran power full communication.

Dan eit.. ingat pakem kita..!! jangan lupa dan jangan dilupain. Bahwa sebaik-baik contoh dan idola adalah Nabi Muhammad .

Sungguh luar biasa ketika Rasulullah menyampaikan dakwah berupa wahyu Allah kepada manusia. Manusia dibuatnya tersanju-ng dan terkesima.

Masalah reaksi -seperti Rasulullah dihina, diejek de el el-, itu perkara lain. Justru karena dengan power full communikation lah, kemudian ada reaksi. Itu khan wahyu. Betul sekali… emang wahyu…

Ketika Nabi menyampaikan dakwah di hadapan para sahabatnya dalam acara pemakaman seorang saha-bat yang meninggal, beliau memberi-kan wasiyat tentang kematian.

Trus, bagaimanakah keberadaan sahabat-sahabatnya ketika mendengar-kan nasihat beliau ? Di ceritakan, para sahabat diam terkesima, tidak bergeming sekan-akan di atas kepala mereka ada burung yang sedang hinggap alias bertengger.

Nah.. sungguh luar biasa khan, Pribadi Nabi ?
Asal tau saja ya, ketika sang junjung-an nabi memberikan khutbah, tidak seperti kamu sahabat.. hehe.. Nabi berapi-api, semangat ketika berkhutbah, bahkan dalam sebuah riwayat, sampai memerah matanya.

Maka jangan heran kalau kita banyak jumpai di masjid-masjid ketika hari jum’at. Pemandangan apa yang dapat kamu rekam sobat?

Kalau nggak ngobrol, maka mayori-tas peserta jum’atan terkantuk-kantuk sampai tertidur pulas. Tidak sedikit, ada juga yang ngorok. Ketika bangun, eh…khutbahnya dah slese. Ayo.. bangun-bangun..!! bagaimana mau menjadi bertakwa dwonk? padahal salah satu fungsi khutbah jum’at adalah untuk berwasiat takwa.
Nah sobat, tidak bisa 100% kita menyalahkan peserta sholat jum’at. Bisa jadi Salah satu penyebabnya adalah sang khatib itu sendiri.

Sudah yang disampaikan masalah-masalah bid’ah, kisah-kisah dari hadits-hadits palsu. Semacam jika kamu membaca “ya lathif” 16 ribu kali maka akan mendapat rizqi, terbebas dari huta-ng dan membujang serta de el el dech. Trus gaya penyampaiannyapun seakan ibu atau ayah yang sedang me “nina bobo, oh nina bobo..”. wal hasil ya pada teller semua..

Tetapi akan berbeda sobat, ketika seorang khatib yang memiliki power full komunication. Dia berdiri tegap, pandangan matanya mengarah semua jama’ah, berbicara lantang seakan se-orang komando memerintahkan sebu-ah regu pasukan tempur untuk meluluh-lantakkan musuhnya.

Walhasil, kalau seperti itu, dijamin para pendengarpun gak bakalan ngantuk. Tul nggak?
So, sobat, ternyata untuk bisa men-jadi pribadi yang memiliki kemampuan power full communication itu bisa diusahakan dan dilatih..

Langkah awalnya, ya.. dimulai dari berdo’a sobat. Karena doa masalah urgent. Mintalah segala sesuatunya kepada Allah.

Setiap langkah yang akan kita amal-kan sangat terkait dengan pertanyaan “siapa yang akan mem-berikan kemam-puan kepada kita”?

Yups betul sekali. Karena cakupan hidayah Allah itu sangat luas, maka harus senantiasa diminta dan diharap-kan keberadaan dan kehadirannya.

Yaitu berupa ilmu yang bisa membedakan antara yang benar dengan yang salah, yang halal dan yang haram. Ikhlas Karena Allah atau karena memperturut hawa nafsu. Serta yang paling penting sobat, ternya-ta bagaimana agar kita bisa menga-malkannya (do).

Tidak terlalu salah dan ada benar-nya juga tuch… sebuah ungkapan priba-hasa “jauh panggang dari pada api”, eh “alah bisa karena biasa” maksudnya. Ada langkah-langkah yang harus kita biasakan sobat.

Karena kebiasaan bukan simsala-bim langsung ada. Tetapi hasil bentuk-kan. Hasil proses. Warning..!! hati-hati dengan kebiasaan. Ketika yang dibiasakan adalah keburukan, keburuk-an akan menjadi tabi’at. Dijamin su-sah untuk menjauh dan melepasnya.

Kenapa banyak orang yang sulit untuk menceraikan hobi merokoknya? jawabannya ya karena dibiasakan dan ditambah menuruti hawa nafsu.. tul ngga? Seorang yang terbiasa meng-amalkan kebid’ahan, maka bid’ah diang-gap sunnah.

Nah.. sobat, agar kita memiliki komunikasi yang dahsyat, ada dasar-dasarnya. Menurut pakar komunikasi, ada 3 unsur dasar terwujudnya komu-nikasi yang baik.
Pertama, yaitu word (kata). Daya rubah dan gugah dari kata ini, hanya sebesar 7%. Kedua, yaitu tones (nada suara) daya rubah dan gugahnya bisa sampai 38%.

Ketiga, ini rating teratas. Bisa menembus 55 % daya gugah dan rubahnya. Yaitu motion (bahasa tubuh).
Sobat Gerimis muda, pernahkah kita dapati? Apa penyebab ketika seorang ibu sedang mencuci atau sedang menyapu ruangan atau hala-man, tiba-tiba bergegas. mungkin bisa lari atau melompat. Ketika mendengar tangisan bayinya? Jawabnya, ya. karena ketika bayi mungil tersebut menangis, ia menggunakan teori power full komunikation. Pertamanya seeh mung-kin saja si bayi hanya oa.. oa.. (menangis) biasa. Tetapi ketika sang ibu tidak menanggapi, si bayi meru-bah strategi. Tangisannya ditambah teriakan keras dan histeris. Tidak ber-henti sampai di situ usaha si bayi, demi mendapatkan se “jrigen” ASI. Selain kata-kata, volume nada suara dinaik-kan, si bayi tambah strategi lagi dengan jurus meronta-ronta.

Yang ternyata ampuh sekali membuat sang Ibu terpikat dan panik. Yang pada akhir-nya keluarlah jrigen ASI yang lezat. Peace…peace…

Para mantan bayi yang budiman, hehe..iya khan? Yang ngga ngaku ha-rus diperkarakan..! Agar bisa mengha-silkan komunikasi yang baik, maka ketika berkomunikasi, kata-kata, nada suara dan bahasa tubuh harus kita gabungkan.

Nabi Muhammad , ketika ada yang memanggil dari arah belakang-nya. Maka yang menoleh bukan hanya kepalanya. Tetapi seluruh badannya ikut menoleh berbalik ke belakang. Begitulah dalam siroh ketika menggambarkan bibliograpi beliau .

Begitupun ketika malaikat Jibril mengajarkan Iman, Islam dan Ihsan kepada Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Dalam penya-maran menjadi seorang lelaki yang bersih dan tampan. Posisi badan dan lutut-lutut mereka (Jibril dan Nabi ) saling berhadapan dan merapat.
Sebegitu pentingkah power full dalam komunikasi?

Jawabanya, dengan semangat dan gembira adalah “Ya”..!

Apa jadinya ketika sebuah pesan penting berupa dakwah menyeru kepada tauhid dan sunnah disampaikan asal-asalan. Malu-malu, ragu-ragu dan tidak PD? Gak ngefek githu…

Bukankah dakwah adalah sebaik ucapan yang harus senantiasa kita komunikasikan? Allah berfirman,
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS. Fushilat: 33)

Alhamdulillah ya Allah segala puji hanya untuk-Mu. Kami bersyukur kepada-Mu karena ternyata Engkau telah menjadikan kami pribadi yang berkomunikasi karena-Mu. Di jalan da’wah Sunnah dan jama’ah. Menyeru ummat kembali kepada Islam yang murni. Untuk terwujudnya masyarakat Islami.

Allohu al musta’an…

Generasi “Unstopable” (Ga mau Nyerah) Bag 1

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam. (QS. Ali-Imran: 102)

Ngomongin soal generasi? menarik juga bro..! by the way ketika dilontarin kata generasi, terlintas dalam benak about prinsip, gaya hidup dan peran serta prilaku sekumpulan manusia yang mengisi panggung sejarah kehidupan. Generasi adalah harapan. Generasi ibarat tunas. Dan perjalanan nasib tunas memiliki dua gambaran. Apakah ia tumbuh mulus sampai berdaun lebat, kokoh batangnya dan menghasilkan buah matang. Atau sebaliknya bernasib naas alias tragis. Hidup enggan matipun segan. Kerdil, mentah dweh..!.
Nah, sobat Grimis Muda. Kini saatnya berbagi. Horee..! berbagi apa ya? Kue? Cerita? Atau barbel ya? He..he.. yang jelas K_Ge akan memberikan hal baru and tentunya yang terbaik, insya Allah ya.
Siapa sih orang yang tidak mau sukses dalam karir, bisnis, studi dan sukses dalam bidang yang lainnya? Sebelum K_Ge membeberkan beberapa tips untuk meraih sukses. Kita kudu tau hal-hal berikut ini:
Pertama, kita adalah Ummat Yang dimulyakan Allah . Allah berfirman:

“Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam… (QS. Al-Isra’: 70)
Kedua, kita adalah sebaik-baik Makhluk. Allah berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah Sebaik-baik makhluk.” (QS. Al-Bayyinah: 7)
Ketiga, kita adalah sebaik-sebaik ummat. Allah berfirman:

”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah..” (QS. Ali-Imran: 110)
Nah, sobat Grimis. Luarr..biasa..! ternyata kita (umat Islam) tu raksasa. Ih… seremm! Memang iya, ummat Islam itu disegani oleh semua musuh-musuhnya –seharusnya-. Cuman realitanya? Tebak sendiri dweh. He…he… berdasarkan ayat di atas, maka yang seharusnya menjadi pemimpin, pemakmur dan penguasa bumi ini adalah kaum muslimin. Sebagaimana Allah swt berfirman:

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah… “ (QS. Al-Baqarah: 30 )
Sobat Gerimis, sekarang yang menjadi “the big questions”? kenapa keadaan ummat Islam tidak sesuai dengan kenyataan ayat di atas? Kehidupan kaum muslimin kini penuh dengan bencana, banyak yang mengemis, pengangguran dimana-nama yang ternyata di dalamnya adalah ummat Islam. Pasti ada ‘some thing wrongs” sobat.
Yuk kita urai benang kusutnya sedikit-demi sedikit… Ada 3 tipe manusia ketika dihadapkan pada dirinya tentang sesuatu hal. Apppa saja tu? Misal ketika dihadapkan dengan kesuksesan. Tipe pertama, yaitu orang yang ingin sukses. Telinga K-Ge jadi taruhanya (tapi jangan dua-duanya ya..). Jika ada manusia yang tidak ingin sukses. Bro coba saja gih turun ke jalan raya, trus tanya setiap orang yang lewat dengan pertanyaan “apakah anda ingin sukses”? maka dengan keyakinan 100% mereka akan memberikan jawaban “Ya”. Selamat mencoba..! eit tapi kudu hati-hati sobat..!! apa pasal? Bisa jadi kamu dapet bogem tu dari orang-orang yang kamu tanyain..! karena kepastian akan jawaban tadi. Ya iyya lah.., siapa sich orangnya yang ngga ingin sukses..? munkin seperti itulah jawaban yang bakalan kamu dengar.
Nah seperti apa kriteria tipe manusia yang pertama ini sobat? Ini dia…! Duh…, enak ya, kalo punya mobil…, kayaknya hebat banget ya, kalo saya jadi juara kelas dengan nilai yang rata-rata minimal ya.. 8 lah. Wow, keren abiss.., ortuku pasti bakalan seneng jikalau saya bisa hafal minimal 10 juz dari al-Qur’an. Sambil berharap seperti itu, dia hanya tidur-tiduran, melamun, menghabiskan waktunya dengan begadang, nonton sinetron, main play syaiton (PS) dan prilaku-prilaku narsis gak manfaat lainnya.
Apa yang terjadi sobat jika kita akrab dengan rincian di atas? Ya tentu kita bakal jadi manusia pada level satu tu, yaitu manusia yang hanya sebatas ingin. Ingin sukses, ingin masuk surga tetapi tidak mau beramal sholeh. Ingin berprestasi tetapi tidak sungguh-sungguh belajar. Ingin nikah tetapi tidak berusaha berdo’a dan mencari jodoh de el el. Maka kemam-puan yang dimiliki oleh tipe manusia yang pertama ini adalah jago melamun.
Tipe manusia yang kedua ketika dihadapkan kepada “sukses”, yaitu tipe yang disebut memilih untuk sukses. Orang yang berada dalam tipe ini baru tersadar dari masa lalunya yang suka menghambur-hamburkan waktu, kesempatan dan peluang-peluang emas yang begitu saja lewat tidak di tangkap. Dia sering bergumam “Ternyata aku harus sukses, harus bangkit harus berubah. Aku harus menjadi pelajar atau mahasiswa/I yang berprestasi. Ya harus. Tapi… pelajarannya sulit banget… banyak lagi. Tapi kan otuku selalu meminta aku bantuin untuk cuci piring, ngasuh si adek, nunggu warung… jadi waktunya engga ada. Ya, aku harus menjadi pengusaha sukses. Tapi jika aku harus menjadi pengusaha, modal ga ada, pengalaman bolong terus..apalagi sekarang, banyak kompetitornya (pesaing) lagi. Ah…
Sobat Grimis, nah coba jawab pertanyaan ini. orang-orang yang berada pada level 1 & 2 kira-kira bakalan sukses ngga? Yang pertama hanya sebatas ingin. Yang kedua, walaupun sudah sadar dirinya harus sukses, masih ada “tetapi” dan “jika”nya. Walhasil jawabannya ya ngga akan sukses-sukses tul ga?
Nah sobat grimis, tidak ada pilihan lain kecuali kita harus menjadi manusia yang berada pada level ke tiga. Yaitu level manusia yang “komitment untuk sukses”. Yaitu manusia yang menggabungkan antara keinginan/harapan/mimpi dan cita-citanya kemudian diwujudkan dengan perbuatannya. Dengan kata lain menjadi pribadi yang komitment (bersatunya kata-kata, harapan dan perbuatan).
Komitment ini, dalam bahasa agama kita disebut dengan iman. Nah, sahabat. Ternyata kita harus sangat yakin dengan kebenaran Islam sebagai satu-satunya agama yang benar, yang harus kita anut. Karena Islam adalah agama yang akan menyelamatkan penitinya di akhirat. Juga sahabat, ketika kita berada dalam Islam maka kita akan dijamin sukses di dunia dan di akhirat.
Terbukti. Dengan konsep iman. Dan jika berpegang teguh kepada Iman. Maka kita akan sukses. Maka dari itu sahabat, kita harus mewajibkan diri kita untuk memahami dan memiliki keimanan yang benar.
Jadi, iman adalah perkataan, keyakinan dan perbuatan. Singkatnya menurut bahasa seperti itu sobat. maka ketika iman hanya bersarang dibibir saja, atau hanya sebatas yakin saja. Kalo seperti itu tak jauh beda dengan Iblis dan fir’aun. Kok bisa? Ya bisa lah..!! bukankah Iblis yakin bahwa Allah yang telah menciptakannya? Dan Iblis pun bersumpah dengan keagungan Allah . Dan juga, kenapa orang-orang musyrik Quraisy diperangi oleh Rasulullah . Padahal, ketika mereka ditanya, Siapa yang menciptakan langit dan bumi? Yang menghidupkan mematikan? Yang mengatur lalu lintas rizqi? Jawabannya adalah, mereka mengatakan Allah..!!
Busyet dah, K_Ge kejem banget dong Islam kalo seperti itu? Orang yang mengaku Allah sebagai Tuhan kok diperangi? Yee, ntar dulu sobat. kalo usul/ngomong jangan asal. Dan kalau asal-asalan lebih baik jangan usul/ngomong dweh…!! He,he..
So, begini sobat duduk perkaranya. Iman kepada Allah itu kudu serius, jangan main-main. Kalo kamu main-main ke orang tua, dosa tu. Gak bakalan dikasih jatah jajan. Lha, kalo memain-mainkan Allah ? Tentu ganjarannya sangat gede. Tul ga? Disuruh berdo’a hanya kepada Allah , eh.. ini malah minta ke patung, orang mati. Diperintahkan bertawakkul kepada Allah, malah ke dukun. Hanya disuruh takut kepada Allah, kok takut pada hantu, penunggu tempat angker.
Begitupun keimanan kita tidak dianggap komplit jika tidak dibarengi iman kedapa Rasul Muhammad . Nah sobat, kita juga jangan main-mainin Nabi tu. Nabi menyuruh kita beribadah harus sesuai perintah dan contohnya. Eh.. kita beribadah menurut mimpi, katanya, dan dari sumber-sumber yang tidak jelas lainya.
O…h.. gitu ya K_Ge. Pantasan saja kenapa orang-orang musyrik Quraisy diperangi oleh Rasulullah . Tidak memurnikan ketaatan kepada Allah seeh…!! Tul ga?. Iya, Encer juga otak mu sobat.. he.he.
Yups, betul sekali. Jika kita ingin sukses dunia akhirat, maka kudu beriman. Harga mati. Tidak bisa di tawar-menawar. Truszz, kita juga harus tau nilai yang terkandung dalam setiap amal dan perbuatan yang dikerjakan. Agar yakin dan termotivasi untuk segera bertindak melaksanakannya. Yuk kita intip apa saja sich manfaatnya?
Pertama, iman kepada Allah merupakan jalan masuk surga dan terbebas dari api neraka (Qs. Muhammad: 12). Ini kesuksesan sungguhan alias hakiki sobat. ketika kita bisa masuk surga dan tidak masuk neraka.
Yang kedua, ketika kita beriman, maka Allah swt akan menjadikan kita khalifah/penguasa bumi ini (Qs. An-Nur: 55), bagi sahabat dan kita semua yang ingin khilafah/daulah Islam kembali tegak, maka dakwahkanlah tauhid/keimanan yang benar.
Yang ketiga, ketika beriman kepada Allah, maka akan diturunkan keberkahan dari langit maupun dari bumi (QS. Al-‘Araff: 96). Nah, bagi para pemimpin negeri ini, penduduknya, terkhusus kaum muslimin.ketika ingin keluar dari krisis ekonomi, kemiskinan, pengangguran dan musibah-musibah yang kini terus menimpa. Maka jalan keluarnya adalah, mari beriman/bertauhid yang benar kepada Allah swt.
Jadi, kalo kamu seorang pelajar yang ingin nilainya bagus, berkomitmentlah..!! malam belajar, banyak membaca, akrab dengan perpustakaan, jika tidak faham, tanyakan. Bangun malam berdo’a kepada Allah. Trus jika kamu seorang pengusaha, maka rajin-rajinlah menawarkan dan menjual barangnya. Seorang pedagang di pasar yang ingin maju, ya harus bangun pagi-pagi. Mencuri start. Seorang yang ingin menjadi penulis hebat, menghasilkan banyak karya, ya harus rajin terus menulis..!! seorang yang ingin menjadi penghafal al Qur’an, ya harus terus menghafal alQur’annya.
Nah sobat selamat menjadi orang-orang yang komitment untuk sukses ya…!! Menjadi pribadi yang No but, No If. Tanpa tapi-tapian dan tidak jika-jikaan. Wujudkan keinginan dan harapanmu melalui perbuatanmu dan segera bertindak…!!
Alhamdulillah ya Allah Aku bersyukur kepada-Mu karena ternyata Engkau menjadikanku seorang yang komitment untuk sukses…
Semangadt! Allahu al musta’an

Pesona Kebodohan

Bukan hanya para ‘Caleg’ yang ge-tol bermanis mulut dan tebar pesona jelang pemilihan gubernur yang kini se-dang musimnya dan pemilu 2009 nanti, namun kebodohan juga, bisa menebar pesona. Ya iya lah, kita-kitanya saja yang nggak melek and mmoh! Bahkan ter-kadang dan tak disadari kita pun tertipu dengan keadaan ini. Ya, kita sering ber-ada dalam jerat tipuan diri, suatu ke-bodohan diri yang sering diselimuti de-ngan perasaan merasa lebih hebat, me-rasa lebih pinter, merasa sudah takwa, dan sok ngerasa-ngerasa yang lainnya dech! Tul ga’ nich? nah sobat, claim-claim itulah yang sebenarnya kebodo-han, merasa diri sudah pintar, justru itulah kebodohan!

Idola kita yaitu Nabi Muhammad bersabda, ”Barangsiapa yang dikenda-ki oleh Alloh menjadi baik, maka Dia memberi kefahaman ilmu (masalah) aga-ma.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Apa penyebab dari kebodohan ter-sebut? Betul… Seratus buat kamu sobat, seribu buat Ka_Ge. He… he…, ya sum-ber dari segala penyebabnya adalah ka-rena tidak mau belajar! Simpel memang. Makanya kita harus sering-sering meng-upgrade terus semangat dan hobi be-lajar kita! Yuk mencari ilmu! Kita jadi-kan ilmu dan belajar lebih bermakna ketimbang sepotong ayam bakar atau semangkuk bakso! Krubuk… krubukk… loh kok? Lapeeer?

Ilmu apa sobat? Ini pun harus kita tanya dan rinci terlebih dahulu, tul gak? Karena banyak sekali ilmu-ilmu yang tersebar dan kita jumpai. Ilmunya pa-ranormal ya … perdukunan, komu-nitas maling keahliannya dalam mencuri, dan sederet jabatan sesat lainnya. Gawat dah!

Alloh berfirman, ”Katakanlah; samakah orang-orang yang menge-tahui dan orang-orang yang tidak mengetahui.” (QS. Az-Zumar:9)

Jelas beda dong…, gelapnya ke-bodohan tidak sama dengan terang benderangnya ilmu pengetahuan? Hanya mata dan hatinya yang min plus, plus-minus saja alias buta yang nggak bisa bedain. Buktinya, banyak sekali orang besar dan meroket se-mangat menuntut ilmunya namun hasilnya beragam. Ada yang digu-nakan untuk menipu orang, demi keterkenalan, alat meraih tampuk kursi kekuasaan de el el. Capek dech! Tentunya ada pula seabreg tokoh yang sukses, jujur dan berjiwa lurus dalam meniti dan mengamal-kan Islamnya.

Ini, apa artinya sobat? Kita kudu tahu dulu, siapa yang menguasai dan memiliki segala ilmu? Sobat muda, Alloh lah sebagai yang Maha Memiliki ilmu. Barulah kita memintanya! Teruzz, tidak hanya berhenti sampai di situ, kita pun harus melanggengkan permohonan kepada Alloh agar tidak bosan, serta agar tetap ikhlas dan berada di atas jalur yang benar di dalam menun-tut ilmu.

Saudara-saudara kita yang ter-kena fitnah ajaran-ajaran sesat, ke-napa penyebabnya? Pertama, Qo-dho dan Qodar-Nya, kemudian ya, ka-rena kebodohan itu tadi. Karena tidak memiliki ilmu yang benar tentang Alloh ‘Azza wa Jalla, Nabi dan Islam. Wal-hasil ya gitu dech, carut-marutlah ke-agamaan para pengikut al-Qiyadah Is-lamiyah, Ahmadiyah, Edeniyah dan sekte-sekte sesat lainnya.

Yap. Sangat penting buangngett sobat! Ketika kita harus berada di alur kebenaran dalam mencari ilmu. Sum-bernya benar dan pemahamannya pun harus benar. Sekali lagi harus benar! Sa-king pentingnya nih. Jadi Ka_Ge me-wanti-wanti, jangan sampai ada budaya dan trend “ngaco” yang kini beredar di masyarakat, menyusup ke relung hati dan benak kita. Coba saja kita pasang mata, pasang telinga, ada orang yang belajar Islam, sumber rujukannya orang-orang atheis, dan orang-orang kafir ba-rat. Ya nggak nyambung-lah!

By the way…, akibat salahnya ke-tika menuntut ilmu Islam tersebut, ba-nyak orang yang menjadi tokoh, prof. Dr. dan ahli yang katanya “pinter”. Se-pulangnya “mondok” di padepokan pa-man Bush, Blair atau Inglander/ bahe-roh, bukannya menjadi pendekar-pen-dekar pembela Islam, malah seenak ude-lnya pinter melintir-melintir ayat Al-Qur’an potong sana-sini, menghina Alloh , Nabi , dan Islam sekaligus. Hajar aja bams… (maksudnya sobat)! Tak diragukan lagi sobat mereka harus menengok ke belakang. Katakan kepa-da mereka ”Kalian telah salah jalan dan tersesat, ibarat membeli terasi di toko bangunan”.

Nah itu tadi sobat, kita kudu kembali dan harus memiliki prinsip penting. Yaitu benar dalam sumber dan pemahaman dalam berilmu dan mengilmui sesuatu. Hanya Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman para sahabatlah sebagai sumber dan pemahaman yang benar untuk me-mahami Islam.

”Ya Alloh penguasa dan pemilik ilmu. karuniai dan cahayailah Kami dengan ilmu-Mu, dan mampukan pula Kami untuk mengamalkannya.”
Sobat, masihkah kita memeli-hara kemalasan? Katakan ”No way!” walaupun kebodohan akan tetap menebarkan pesonanya, tetapi tak berlaku bagi dirimu saudaraku….

Sebelum kita sudahi…, yuk kita renungi hadits berikut ini!
Rosululloh bersabda, ”Perum-pamaan petunjuk dan ilmu yang diberikan Alloh kepadaku, laksana hujan yang menimpa bumi. Maka sebagian tanah ada yang baik (su-bur), lalu tumbuhlah tumbuh-tum-buhan dan rerumputan yang ba-nyak. Ada pula tanah yang kering tetapi bisa menyimpan air, lalu Alloh memberikan manfaat kepada manu-sia, mereka bisa minum dari air itu, memberi minuman ternak dan ber-tani. Ada lagi air yang menimpa ba-gian bumi lain yang datar dan lunak yang tidak dapat menyimpan air dan tidak dapat menumbuhkan tumbu-han. Demikianlah perumpamaan orang yang berlmu dan mengetahui masalah agama dan mengerjakan-nya dan perumpamaan orang yang tidak menerima petunjuk Alloh yang ditugaskan kepadaku.” (HR. Bukhari)

Jangan Salah Kaprah

“Bisa jadi kamu membenci sesu-atu, padahal itu sangat baik bagi ka-mu, dan bisa jadi (pula) kamu menyu-kai sesuatu padahal itu sangat buruk bagi kamu.” (QS. Al-Baqoroh: 216)

Ada apa dengan kita hari ini? Se-ring menilai sesuatu yang baik seba-gai sesuatu yang buruk dan sebalik-nya, menilai suatu keburukan sebagai kebaikan. Kita sering salah kaprah!

Kita mengira, bahwa kehidupan dunia adalah segalanya, seakan-akan kebahagiaan itu ada padanya. Bukan-kah kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau, serta ti-dak lain hanyalah kesenangan yang menipu?

Kita memengira, sedekah adalah pengurang harta dan rizki yang dimi-liki. Sadarkah kita? Bukankah sede-kah itu adalah pelindung harta, pem-buka pintu rezeki dan penolak bala?

Kita merasa, mendengarkan mu-sik adalah sesuatu yang mendatang-kan kenikmatan dan menyenangkan. Bukankah musik itu adalah senan-dung syetan yang mengeraskan hati dan membuat pendengarnya lalai da-ri kesadaran?

Kita menyangka, mendapatkan pasangan cantik dan rupawan ada-lah sebuah kebanggaan yang akan mendatangkan kebahagiaan. Tidak sadarkah kita? kebahagiaan dan ke-tenangan adalah milik mereka yang mendapatkan pasangan soleh dan so-lehah yang beriman!

Kita mengira, orang gaul itu ada-lah mereka yang tahu banyak tentang trend fashion terkini, musik terkini, film terkini dan semuanya yang teranyar. Mereka yang bangga dengan gayanya yang nge-Rock, Pungk, Hip Hop, dan R&B. Sadarkah kita? Mereka adalah orang-orang berselera rendahan! Bu-kankah lebih mengagumkan mereka yang tahu kebenaran, mengikutinya, dan teguh di dalamnya? Tidak perduli apa yang orang lain pikir dan kata-kan. Juga tak perduli apakah sesuai dengan trend teranyar atau malah ke-tinggalan zaman. Siapa yang lebih baik pakaiannya daripada orang-orang yang mengikuti cara berpakaian mereka yang dipuji oleh Dzat yang Maha Indah?

Kita menyangka, mereka yang mencari kesenangan dan kenikmatan dengan sesuatu yang diharamkan dan berzina ria, merasakan kesenangan dan menikmati kehidupan. Tidakkah kita tahu? Orang yang melakukan se-suatu yang haram akan mengalami kesusahan. Bukankah zina itu perbua-tan orang-orang yang menjijikan, ti-dak tahu arti kehormatan dan menu-kar sesuatu yang baik dengan kebu-rukan yang mendatangkan kesengsa-raan tak berkesudahan?

Kita mengira, kebahagiaan ada-lah milik mereka yang memiliki jaba-tan tinggi dan harta yang melimpah. Kitapun terkadang berangan-angan untuk mendapatkannya. Tidak yakin-kah kita? kebahagiaan dan ketena-ngan adalah milik orang beriman, yang mengikuti petunjuk Alloh, me-nyerahkan diri pada-Nya dan berbuat baik sesamanya! Disanalah letak ke-bahagiaan!

Kita merasa, akhlak baik itu sudah tidak zaman, norak dan kampungan. Percayalah! Tidaklah akhlak baik itu melekat pada budi pekerti seseorang, kecuali baginya kemuliaan.

Kita sering merasa, shalat adalah kewajiban dari Alloh yang menjadi be-ban. Bukankah sholat itu salah satu bentuk kasih sayang Alloh untuk me-lindungi kita agar jauh dari berbuat kesalahan dan kebodohan? Bahkan terkadang, kita juga merasa bahwa agama itu adalah sesuatu yang kolot, kuno dan ketinggalan zaman.

Bangunlah wahai sahabatku! Hi-langkan pikiran itu! Yakinlah, agama adalah cara yang tidak pernah keting-galan zamannya, terjitu dan cara ter-mudah untuk menempuh kehidupan dengan penuh kebahagiaan dan ke-puasan sepanjang masa.

Kita semua tahu, bahwa seorang ibu lebih tahu apa yang terbaik buat anaknya, seorang guru lebih mengerti dari pada murid yang diajarinya dan seorang yang melihat menjadi penun-tun bagi yang buta. Bagaimana mung-kin kita mengabaikan petunjuk dari Sang Pencipta semua ibu, pemberi il-mu para guru dan pemberi pengliha-tan kepada semua yang dapat meli-hat?

Apakah manusia yang hidup tidak lebih dari umur bumi dan tinggal di suatu tempat di dalamnya lebih me-ngetahui dari pada Alloh Yang hidup kekal, Yang menciptakan bumi dan menguasainya?

Jadi sahabatku, janganlah sok ta-hu tentang kehidupan. Jangan coba-coba mencari jalan yang belum pasti, hidup cuma sekali. Hiduplah dengan tuntunan Islam, yang segala macam kebaikan terhimpun di dalamnya. Bu-kalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasu-luloh ; baca, pelajari, renungkan, amalkan dan rasakanlah sensasinya.

WaAlloh A’lam.

(Dedi-Bogor)

Inilah Jalanku

“Katkanlah, ‘Inilah jalan (Agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kamu kepada Alloh dengan hujjah yang nyata Maha suci Alloh dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS. Yusuf: 108)


Siapa bilang yang namanya masa muda itu selalu identik dengan masa-masa yang ‘madesu’ alias masa depan suram? Buktinya…, Ali Ra ketika masih usia belia sudah memeluk dan menjadi pejuang sejati Islam, Usamah bin Zaid Ra ketika usia lima belasan tahun sudah diangkat menjadi panglima perang kepecayaan Rasululloh saw, Imam asy-Syafi’I rah belum lewat belasan tahun sudah hafidz (hafal Al-Qur’an), kemudian pada masa usia mudanya telah diangkat menjadi mufti. MasyaAlloh, woow…keren-keren ya mereka ? ya iyya lah….

Dewasa ini sahabat muda, banyak sebagian teman-teman kita yang seolah sedang limbung bin bingung dan terombang ambing…, bajak laut kali ya…! bingung kenapa tuh? Bingung sedang mencari format jati diri. Harus kaya siapa ya aku?

Mungkin kebanyakan seperti itu yang hadir dalam benak setiap jiwa kaum muda kini. Apa pasal? hal ini diakibatkan kurangnya pengetahuan dan wawasan yang mendalam tentang Islam. Tidak sedikit mode-mode dan group-group musik yang menjadi tempat sumber inspirasi banyak kaum muda. Juga public figure yang mereka jadikan sebagai idola, tidak terpikirkan sih dalam dirinya akan berimankah atau tidaknya orang yang di jadikan idolanya itu.

Padahal sahabat muda, bahwa nanti pada hari kiamat semua orang akan dikumpulkan beserta orang yang dicintainya ketika di dunianya.

Sahabat muda Gerimis yang budiman, bagaimana sih Islam memandang jati diri kita sebagai manusia? Kita lihat, yuk!

Alloh swt berfirman,
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Alloh.” (QS. Ali Imran: 110)

Sahabat Gerimis muda yang budiman, kita adalah umat yang dipilih oleh Alloh swt untuk manusia dan kehidupan ini. Dijadikan-Nya sebagai saksi bagi manusia dan kehidupan ini akan keagungan dan keesaan Alloh swt. Ketika nanti kita kembali dan berjumpa serta akan dimintakan pertangggungjawaban di hadapan-Nya.

Jati diri kita adalah seorang muslim yang diamanahkan oleh Alloh swt bumi ini untuk kita lestarikan. Dengan kata lain kita adalah khilafah fil ardh. Sang pemakmur bumi dari segala kerusakannya.

Jadi, jangan bingung dan putzing sahabat muda…, cari-cari jati diri segala rupa…, iya ngga? Sudah jelas, diibaratkan malam harinya pun ibarat siang hari karena kelewat jelasnya. Wong Alloh swt telah memberikan label dan jalan yang harus kita miliki dan tempuh. Sebagaimana ummat-ummat terdahulu pun telah Alloh swt beri jalan dan aturan. Alloh swt berfirman,
“…Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang…” (QS. Al- Maidah: 48)

Sahabat Gerimis muda yang budiman, Alloh swt telah memeberikan potensi yang sangat besar kepada kita setelah keimanan. Kelengkapan tubuh kita, akal yang menjadi pembeda manusia dengan binatang, adalah karunia yang agung dari Alloh swt.

Tak ketinggalan sahabat, ketika Alloh swt menyimpan diri kita ke dunia ini, Alloh swt tidak membiarkan kita begitu saja. Alloh swt yang Maha Tahu akan keadaan manusia, sudah merancang dengan matang aturan yang sesuai dan cocok dengan keberadaan manusia dan kehidupannya.

Al-Qur’an dan as-Sunnahlah merupakan aturan yang sesuai dengan fitrah kehidupan manusia.

Sahabat Gerimis muda yang budiman, sungguh akan sangat merugi dunia dan kehidupan ini jika Islam mundur! Karena Islam adalah rahmat bagi alam semesta ini.

Bukankah Rasululloh saw diutus untuk seluruh manusia dan sebagai rahmatan lil’alamin?

Suhu kehidupan yang sedang kita kecap dewasa ini, telah penuh dengan sesaknya debu-debu kejahiliyahan. Akibat telah dijauhkannya dari kehidupan manusia aturan dari Alloh swt.

Maka, sahabat muda sekalian dakwahlah sekarang yang menjadi harapan untuk mengembalikan kejayaan Islam yang sudah terkubur sejak 1924 yang silam. Mengembalikan aqidah manusia yang kini sudah bergeser dari tauhid menjadi menyekutukan Alloh swt. Membumikan sunnah Rasululloh saw yang kini dianggap remeh. Memobilisir dan menginventarisir kekuatan umat untuk berjihad di jalan Alloh swt.

Sebuah keharusan untuk senantiasa terbersit dalam diri ini bahwa Alloh swt akan memasukkan ke dalam Jannah-Nya. Walaupun Alloh swt sendiri telah menjelaskan kriteria untuk para peraihnya dalam firman-Nya, ‘Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Alloh orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orangg-orang yang sabar.’ (QS. Ali Imran:141)

Sahabat Gerimis muda yang budiman, Islam mundur bukan karena Islamnya, akan tetapi para pemeluknya yang telah melepaskan ruh Islam dari rongga-rongga dadanya. Kesejatian akan kemuslimannya terurai perlahan. Jalan yang telah terang benderang tersebut menjadi kabur entah kemana. Islam akan tetap kokoh berdiri di atas ketinggiannya serta tak ada yang bisa menandinginya.

Rasululloh saw adalah pribadi maksum dengan keteladanannya dalam berdakwah. Tidak menghiraukan tubuh sucinya penuh lumuran darah, dirinya penuh dengan cacian dan cibiran ketika menyampaikan Islam. Begitulah pemandangan yang menghiasi pejuang da’wah suci Islam. Ini merupakan bukti bahwa berIslam mengandung konsekwensi bagi para pembela atau pendakwahnya.

Akan tetapi dakwah merupakan semulia-mulia perbuatan dan profesi bagi seorang muslim. Karena dakwah merupakan profesi semua nabi dan rosul yang Alloh swt utus. Dengan berdakwah, kesempatan untuk mendapatkan derajat tertinggi berupa mati syahid, merupakan keniscayaan.

Bergabung yuk untuk berda’wah!

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Alloh…” (QS. Fushshilat:33)

File Gerimis Edisi 2 Tahun Ke-3 2007

Di Bawah Bentangan Sayap Malaikat

“…Niscaya Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Mujadilah: 11)


Siapa sich yang ngga kepengen jadi seorang yang famous, alias terkenal? Eit jangan negative dulu nyangkain Ka_Ge yang bukan-bukan lho…, zaman sekarang ini sahabat, tidak sedikit yang berpeluh keringat banting tulang, kepala jadi kaki, kaki jadi kepala kata banyak orang sih… hmmm…. Hanya untuk mencari sekedar popularitas. Asalkan terkenal semua yang ada dihadapannya dilabrak…bila perlu ‘dimakan’ kayaknya!

Tengoklah sebagian pemuda kita kiwari (kini). Keributan terjadi dalam kehidupan mereka… keinginannya sich sederhana kenang mereka…ingin gaul, fungki, caper, dan tentunya terkenal tak ketinggalan dalam genk kehidupan mereka.

Bahkan, dalam tataran kaum elit dalam beberapa tingkat jabatan kepemerintahan atau dunia entertainment, banyak yang menggunakan monyet politic eh money maksudnya! untuk mewujudkan cita-citanya itu, terkenal dan disegani.

Terlebih jauh lagi kalau kita perhatikan sahabat, media-media kesyirikan seperti para ‘tidak normal’ laris bak kacang mete, dukun sich tetap dukun walau diganti sekeren apapun namanya, tul ga? Mau orang pintar atau ahli supranatural. Mereka itu dijadikan sebagai ‘mufti’ atau pemberi fatwa kiat-kiat praktis dan singkat untuk menjadi seorang yang terkenal dengan konsekuensi atau episode ujung kehidupan yang menderita dan kekekalan selamanya di jahannam akibat berbuat syirik kepada Alloh swt, jika tidak bertaubat!

Ingin untung jadi buntung! Ya itu yang tepat untuk mensifati mereka. Keterkenalan sesaat yang mereka rasakan adalah empedu racun pada sesungguhnya.

Nah, sahabat muda gerimis…, ilustrasi di atas kok gersang banget ya…Ka_Ge yakin deh one hundred persent pada antum sekalian, pasti ngga ada yang masuk rentetan daftar di atas. Gimana sich Islam memeberikan arahan dan bimbingan kepada kita untuk menjadi seorang terkenal yang bukan akhir tujuannya adalah dielu-elu dan di sanjung-sanjung banyak manusia.

Para generasi terbaik ummat ini, sangat tabu untuk membuka peluang terbukanya pintu-pintu popularitas, sanjungan dan pujian manusia. Akan tetapi kenapa nama mereka semerbak harum sepanjang zaman? Padahal mereka sangat waro’ menjaga diri dan menjauhi keterkenalan? Lantas siapakah yang menyampaikan dan mempublikasikan mereka ke seantero pelosok dunia?

Sahabat tentu tau seorang Abdul Mubarok? Seorang ‘ulama dari kalangan tabi’in. Aktivitas sehari-hari beliau rhm adalah seorang pengajar dan da’i. Akan tetapi, setelah selesai mengajar murid-murid dan yang mengambil manfaat dari ilmunya, beliau sembunyi-sembunyi dari pendangan dan pengawasan manusia untuk berangkat keperbatasan demi berjihad memerangi orang-orang kafir. Syahid pun menjemput beliau rhh, dan yang mengesankan dari pribadi seorang Ibnul Mubarok adalah sempat-sempatnya ia menutupi wajahnya ketika sebelum malakal maut menjemputnya, semoga rahmat Alloh swt tercurah kepadanya.

Nama-nama mereka hadhir di tengah kalangan orang kafir sekalipun, dengan decak kekaguman dalam hati mereka terhadap manusia unggulan dari generasi pertama (Rasululloh saw, para sahabatnya ra, tabi’in rah dan yang mengikuti mereka). Hanya akibat dari kedengkian merekalah dan kesombongannya menolak kebenaran yang tak terbantahkan tersebut. Subhanallah.

Sahabat Gerimis yang budiman, Alloh swt lah yang mengangkat dan menurunkan derajat manusia, memuliakan juga menghinakannya.

Jadi kita ngga usah cape-cape untuk menjadi seorang yang familiar, iya khan? Simple sahabat, asalkan kita senantiasa menggali, berpegang teguh dan mengamalkan Dienul Islam.

Salah satu yang dapat menghantar-kan diri kita untuk menjadi orang ‘terkenal’ adalah jadilah sebagai pribadi yang propesinya penuntut ‘ilmu. Yang keterkenalannya itu bisa menembus langit dan bumi, masya Alloh dahsyat…! Orangnya dinaungi oleh sayap para malaikat, dikenal oleh penduduk langit dan bumi, di do’akan ikan-ikan yang ada dilautan supaya mendapatkan ampunan, ibarat purnama yang bisa menyaingi terangnya bintang gemintang, pewaris para nabi dan juga orang yang ber’ilmu adalah orang yang beruntung.

Rasululloh saw bersabda, “Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ‘ilmu, maka Alloh akan memudahkan baginya jalan ke syurga, dan sesungguhnya para malaikat akan membentangkan sayapnya kepada pencari ‘ilmu sebagai keridhaan atas apa yang ia perbuat, dan sesungguhnya penghuni langit dan bumi sampai ikan-ikan di lautpun akan memintakan ampun bagi seorang yang ber’ilmu, dan keutamaan seorang yang ber’ilmu atas ahli ibadah bagaikan keutamaan bulan purnama atas semua bintang-bintang, dan sesungguhnya para ‘ulama adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidak mewariskan dinar, tidak juga dirham, akan tetapi mewariskan ‘ilmu, maka barang siapa yang mengambilnya berarti ia telah mendapatkan bagian yang banyak.” (HR. Abu Dawud dan Turmudzi dari Abu Darda)

Sahabat muda Gerimis, kemaksiatan demi kemaksiatan yang nampak di hadapan mata kita adalah semata keawaman manusia akan ‘ilmu syar’i atau agama, yang berakibat dosa bagi para pelakunya.

Ingin menjadi orang yang terkenal, jadilah terkenal karena dikenalkan Alloh swt. Jadi, kita ngga menjadi terkenal yang premature alias tanggung….
Wallohul musta’an

File Gerimis Edisi 1 Tahun Ke-3 2007

AJEG (PRIBADI TANGGUH)

Panasnya sengatan matahari yang membakar kulitnya, di tengah panggangan bara padang pasir yang menyala ternyata tidak mampu menggeming dan menggoyahkan benteng kokoh keimanan seorang Bilal al-Habsyi. Atau Khabab bin Al-Arat yang tiap hari punggung disetrika dan kepalanya dikucuri besi mendidih supaya keimanannya ditukar dengan ajaran syirik nenek moyangnya, apa yang terjadi sahabat? Subhanalloh, masya Alloh. Ternyata siksaan tersebut tak bisa menghancurkan dan melelehkan keimanan Bilal dan Khabab! Wow kereen…

Sahabat Gerimis muda yang budiman, pertemuan adalah awal perpisahan, pun sebaliknya perpisahan adalah awal pertemuan. Coz don’t be said sahabat! Karena itu semua adalah sesuatu yang dipergilirkan oleh Alloh swt.

Setelah ‘menyelam’ selama satu bulan penuh di dalam samudra Ramadhan, kita menempa dan ‘merenovasi’ kwalitas diri dalam episode ketidakberjumpaan. Pada akhirnya gelora ukhuwah imaniah senantiasa meluap menagih untuk terciptanya sebuah sapaan dan elusan lembut ruhiyah walaupun hanya bisa tercipta dalam dunia ‘maya’ sebuah tulisan.

Lantas gimana nich keimanan dan kabar sahabat semuanya? Syukron ya… atas support and sokongan do’a dari kalian semuanya…yang menghantarkan Ka_Ge rindu nich sama sahabat-sahabat muda semuanya. ’Jangan ge er gitu loch’! rindu tuk bersama meniti jalan kebenaran dan berhimpun di dalamnya.

Tiada ikatan yang erat dan kokoh melainkan ikatan dengan tali keimanan atau aqidah (keimanan yang pasti kepada Alloh swt) yang kekuatannya bisa menembus jauhnya jarak dan teritorial.

Sahabat muda gerimis, kisah Bilal dan khabab di atas sangat mengagumkan! Ketika nilai-nilai at-Tauhiid telah mengakar dan mengkristal di dalam bangunan hati dan diri seorang hamba, terpaan gelombang ombak kejahiliyahan dan kesyirikan sehebat apapun, takkan mampu menyapunya, tergoyahkan pun tidak!

Sampai-sampai, godaan dan ujian dari sudut keluarga pun kerap menjadi duri dan benteng kendala untuk lempengnya sebuah idealisme keimanan seorang mu’min/mu’minah.

Kita tengok Suhaib bin sinan ketika Islam belum menyinari dadanya, beliau adalah seorang pemuda tampan yang terlahir dari sebuah keluarga saudagar kaya dan dia seorang anak yang paling disayangi oleh ibunya.

Ketika Islam menyinari dadanya, pemuda Suhaib bin sinan berbalik 180 derajat, total! yang asalnya penampilan Suhaib penuh dengan atribut kemewa-han, berubah drastis penampilannya menjadi bersahaja, penuh dengan nilai-nilai kerendahan hati.

Ketika sang ibu mengetahui keIslaman anaknya (Suhaib), kontan saja beliau marah besar terhadap Suhaib! Suhaib dipaksa oleh ibunya untuk kembali kepada ajaran agama nenek moyangnya, Suhaib pun tak lepas dari siksaan ibunya. Akan tetapi, apa yang terjadi sahabat? Karena kecintaan terhadap keimanannya sudah begitu besar, semua halangan dan tantangan yang datang dapat diatasinya dengan lapang dada. Bahkan suatu hari Suhaib menghadapi ujian terberat, yaitu menghadapi demo mogok makan ibunya. Jika Suhaib tetap memeluk Islam, maka ibunya memilih kematian. Akan tetapi apakah Suhaib merasa iba atau kasihan dengan kondisi ibunya yang sudah lemas kelaparan?

Ternyata sebaliknya, Suhaib justru mengeluarkan pernyataan yang membuat keputusasaan ibunya. Suhaib berkata kepada ibundanya, “wahai ibu andaikan engkau mempunya seratus nyawa, kemudian dicabut satu per satu dari dirimu, maka aku tak peduli, dan tidak akan bisa menggeser dan memindahkan keIslamanku untuk kembali kepada agama Jahiliyah dan kesyirikan”!

Sahabat muda gerimis, untuk biza punya pribadi yang sekokoh ‘gunung gede’ itu tidak gampang ya ternyata…

Pertamanya kita kudu punya tekad yang kuat dulu terhadap Islam, bener-bener dech

Cintai Islam apapun resiko dan akibatnya, wong Islam telah dijamin Alloh swt akan kebenaran dan kesempurnaannya. Jadi jangan ragu sahabat, untuk memperjuangkan Islam sampai tetes terakhir (emangnya susu bendera…!), ups afone sahabat, maksudnya sampai tetes darah penghabisan, yang seterusnya kita pun harus tanpa henti untuk sentiasa menggali dan meng-internalisasikan nilai-nilai aqidah, at-Tauhid dan keimanan ke dalam diri-diri kita sahabat.

Sampai-sampai Alloh swt dan Rasul-Nya pun memberikan pujian terhadap para prajurit Islam yang berpribadi tangguh, seperti sebagian para sahabat Ra di atas.

Alloh swt berfirman,
“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridhaan Alloh. Dan Alloh Maha penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Baqoroh: 207)

Sahabat muda gerimis, ayat di atas turun berkenaan dengan seorang sahabat Nabi saw yang bernama… Siapa ayo tebak…! Nama sahabat Nabi saw tersebut adalah Suhaib Ar-Rumi Ra.

Ceritanya begini sahabat, ketika sedang masa-masanya hijrah dari Makkah ke Madinah, Rasululloh saw memerintahkan kepada kaum muslimin untuk berhijrah ke Madinah, dengan tujuan menyelamatkan keimanan dan keIslaman dari penindasan kaum musyrikin Quraisy ketika itu.

Dikisahkan, ketika Nabi saw dan para sahabat yang lainnya telah berangkat hijrah meninggalkan Makkah, Suhaib Ra adalah salah seorang yang ketinggalan dari rombongan hijrah Nabi saw, yang pada akhirnya, karena kecintaannya kepada Alloh swt dan Rasul-Nya mendapat prioritas di atas segala-galanya, Suhaib pun tak mau ketinggalan dan beliau berangkat sendirian menyusul Rasululloh saw berhijrah.

Ketika di tengah perjalanan untuk menunaikan perintah hijrah menuju Madinah, Suhaib dihadang orang-orang kafir Quraisy dengan maksud menghalangi keberangkatan hijrahnya. Suhaib pun mengadakan perlawanan terhadap orang-orang kafir Quraisy tersebut, walaupun hanya seorang diri.

Yang pada akhirnya kemenangan memihak kepada Suhaib dan Suhaib pun dengan hati berbunga-bunga dapat melanjutkan perjalanan agung tersebut, kendati pun suhaib harus meninggalkan seluruh keluarga dan harta kekayaannya.

Kedatangan Suhaib pun dikabarkan Jibril As kepada Rasululloh saw dan disambut dengan perkataan indah dari lisan suci Nabi saw, “Selamat datang Suhaib, engkau telah beruntung dan mendapatkan perniagaan yang berharga”
Wallahul musta’an.

File Gerimis Edisi 12 Tahun Ke-2 2006

Pacaran Sih Boleh, Asalkan?

Dari Anas ra, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat itu ialah diangkatnya ilmu, tersebarnya kebodohan, meminum khomer terang-terangan, dan meluasnya perzinahan.” (HR. Bukhari, Fathul Bari 1/178)

Sahabat muda Gerimis, gimana nich kabar kamu semuanya, semoga tetap istiqomah dan stay-tune terus ya di garda terdepan untuk memperjuangkan nilai-nilai tauhid, guna tegaknya syari’at Allah swt di muka bumi, terbangunnya masyarakat Islami serta merumput dan merebak harumnya kehidupan sunnah nabi saw, tetap semangat khan?

Coz Ka_Ge terus menanti partisipasi sahabat semuanya, saran, konsultasi dan kiriman artikelnya. Dengan adanya beberapa permintaan yang masuk ke redaksi, agar bisa mengupas tuntas tentang PACARAN, ya oke deh…! Kita kupas-pas…

Yup… jangan negative thingking dulu donk sobat, tentang judul tebal di atas! Kita kudu tahu dulu maksudnya, gimana maksudnya? Ya…, gitu deh.

Sobat gerimis muda yang cakep and cantik (cakep buat ikhwan, cantik buat akhwat) iya ngga? jangan ge-er gitu lho.

Pada dasarnya, setiap manusia yang terlahirkan itu, sekurangnya memiliki tiga naluriah dasar pada dirinya. Apa tuh…? Satu, naluri untuk bertauhid atau beragama (yang merupakan nilai fithrah tertinggi) Dua, naluri untuk mempertahankan dirinya (seperti keinginan untuk menang dan berprestasi), dan yang ketiga, naluri untuk melestarikan keturunan (example; sifat ke-Ibuan, ke-Bapa-an, dan adanya rasa suka kepada lain jenis).

Nah, berpijak dari naluri yang ketiga inilah, mungkin sebagian remaja muda dan ‘remaja’ berkumis dan beruban bahkan bercucu, sudah bau tanah pun kedapatan masih kita temukan, melegal-kan atau membolehkan berpacaran atau dengan kata lain mengungkapkan rasa cinta dan suka kepada lain jenis. Na’udzubillah. Tidak ada yang menyangkal tentang adanya anggapan bahwa rasa cinta adalah anugerah yang harus disyukuri. We agree friend. Tapi, ada tapinya tuh, apaan? Kalau ekspresi syukur yang terlahirkan adalah adanya pengungkapan rasa cinta kepada lain jenis, terus jadian, janjian dan pada akhirnya akan melahirkan pertemuan. Ya ketemu…an deh! Dari mata turun ke hati, terus ke kali deh, eh, beropra…si deh. Mulai saling lihat, pegangan tangan dan titik-titik dan titik-titik (sensor man)?!!

Berarti kalau demikian, boleh donk pengungkapan rasa cinta tetapi tidak melahirkan hal tersebut! Ya Boleh, tapi harus memenuhi syarat berikut; Pertama, kamu bilang ke bokap and nyokap bahwa kamu sudah siap untuk menikah, Kedua, jika ada someone (gadis atau pemuda) yang kamu sukai, maka kamu dan orang tua datangi orang tua gadis tersebut, bahwa kamu menyukainya, untuk apa? Ya untuk mengkhitbah (melamarnya) doong, terus jarak waktu setelah melamar itu, jangan lama-lama, dan tidak boleh berkholwat (berduaan), apa lagi jalan bareng, dan segala bareng. Kalau ditolak gimana? Ya… tanggung risiko dong! he…he… (sabar githu lo!).

Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat (akhir), janganlah ia bersunyi-sepi berdua-duaan dengan wanita yang tidak disertai muhrimnya, sebab bila demikian, syetanlah yang akan menjadi pihak ketiganya.” (HR. Ahmad)

Praktek pacaran juga bermacam-macam, ada yang sekedar berkirim surat, telepon, menjemput, mengantar atau menemani pergi ke suatu tempat, lebih jauh dan kelewatannya, sampai ada yang layaknya pasutri (pasangan suami istri). Na’udzubillah. Dan semua itu adalah pintu-pintu masuk untuk perbuatan zina. Allah swt berfirman, “Dan janganlah mendekati zina…” (QS. Al Isra: 32)

Dikalangan remaja sekarang ini, pacaran menjadi trend dan identitas yang sangat dibanggakan. Tidak sedikit yang mendapat julukan bujang lapuk, kurang gaul dan zomblo, akibat belum punya teman special alias pacar.

Biasanya seorang remaja akan bangga dan ‘pd’ abis jika sudah memiliki pacar, walau pun cinta yang berkisar diantara mereka adalah cinta monyet, lokasi sampai cinta beruk. Kalau cinta gajah dan kuda ada ngga ya? Karena itu, mencari pacar di kalangan remaja tidak saja menjadi sebuah kebutuhan biologis tetapi juga menjadi kebutuhan secara sosial. Ya Allah segitunya…!

Pacaran Islami? Ya tidak ada!
Ada yang mengira bahwa pacaran itu ada yang Islami, ketika apel, sebelum masuk rumah si dia, mengucapkan salam terlebih dahulu, terus salaman dan mengucapkan istighfar. Lho kok! Gimana tuh ceritanya? Bukankah itu sebuah pelecehan terhadap Islam?

Rasulullah saw tidak pernah tangannya menyentuh wanita non muhrim. Bahkan beliau menyatakan, lebih baik dibakar atau ditusuk besi membara dari pada harus menyentuh wanita yang bukan haknya.
Kalau ditanya maslahat dan mudlorotnya, jelas mudhrotnya yang secara dominan seratus persen. Sahabat pingin tau fitnah dan akibat dari pacaran?

1. Kontak pandangan yang bermuatan syahwat
Hal ini mustahil bisa terhindarkan ketika sedang berdua-duaan atau jika di sekelilingnya lain jenis. Dan ini merupakan perbuatan haram. Rasulullah saw bersabda, “Pandangan itu adalah anak panah beracun dari anak-anak Iblis, siapa saja yang dapat menghindarkannya karena takut kepada Allah karena ia akan dikaruniakan kelezatan dan manisnya Iman di dalam hatinya.” (HR. Hakim)

2. Kontak fisik
Yang ini pun tak bisa dielakan ketika berpacaran, dan ketika sedang bergerombolnya antara lain jenis. Padahal Rasulullah saw mengharamkan untuk bersentuhan dengan seseorang yang bukan muhrim. Di sinilah kenapa Rasulullah mengharamkan untuk berikhtilath (bercampur baur lain jenis)

3. Zina
Inilah akibat terbesar dan tujuan syetan dibalik goda rayunya yang menggiurkan itu. Hubungan di luar nikah merupakan dosa besar dan perbuatan nista dan aib dihadapan Allah swt.

Nah sahabat muda, ngerikan kita melihat akibatnya? Maka untuk terhindar dari hal tersebut kita harus sebaliknya, dari hal tersebut, jangan berbuat yang mengarah padanya, tidak bersentuhan dengan non muhrim, tidak ikhtilat, khalwat, menundukan pandangan mata (baca QS. An-Nur: 30-31), dan mengenakan hijab (jilbab) syar’i, yang disukai Allah dan Rosul-Nya. (tentang pembahasan jilbab syar’i, Sahabat bisa membacanya di kolom gerimis muda edisi 9 ). Jadi dengan demikian, katakan tidak dan putus hubungan dengan pacaran. Tapi Sahabat, sekarang ada ‘fatwa’ teranyar yang menyatakan, ‘Pacaran itu boleh, asalkan sesudah ‘aqad pernikahan’. Huuh.. He..he.. WAllahu’alam

File Gerimis Edisi 11 Tahun Ke-2 2006

Nyaman Dengan Berjilbab

Sahabat muda Gerimis yang budiman…, kali ini bersama ka ‘Ge’, kita akan berbincang seputar salah satu kewajiban yang kudu ditunaikan oleh seorang muslimah. Apa tuh? Tentang kewajiban yang harus dilakukan terhadap tubuh kita ini. Eit…, jangan kemana dulu pikirannya. Banyak sekarang manusia yang menjadikan tubuhnya sebagai pujaan, dan inspirasi untuk meneriakan, “Ini adalah seni”, ini adalah anugerah, dan ini hak asasi binatang, eh…, manusia maksudnya ‘. Dan banyak lagi ‘ocehan-ocehan’ yang menunjukan kemiskinan ilmu, alias bodoh akan nilai-nilai mulia syari’at Islam ini. Padahal sama persis apa-apa yang mereka katakan itu, dengan ungkapan orang-orang Yunani zaman dahulu. Mereka mengatakan, “Bahwa pemujaan tubuh bukan nafsu syahwat, melainkan seni! Yaitu seni yang harus dikagumi sebagai kein dahan semata-mata, sekalipun keindahan itu berupa tubuh manusia!”

Upss, ngga salah tu? jangan didengar sahabat, itumah hanya ‘tong kosong nyaring bunyinya’. Justru sebaliknya, sudah terbukti perbuatan mereka itu, dapat meniupkan gejolak dekadensi moral yang pada akhirnya menghancurkan peradaban Yunani itu sendiri. Terbukti kan…? Maka dari itu, sahabat muslimah harus peka and sensitive dalam perkara yang satu ini, untuk menjaganya. Tetapi, artinya bukan yang lain harus kita lewat kan teman. Sebab tubuh ini kan bukan milik kita sebenarnya. Tul ga? Coba azza, kita lihat dan rasakan. Apakah kita mampu menyusun sel-sel yang banyaknya sebanyak ‘bintang-gemintang’? atau mungkin lebih banyak lagi kali ya.., sok tau! Atau mampu menata kromosom-kromosom yang susunannya lebih rumit dari benang kusut? Pasti jawabannya engga! Iya khan…?, he..he..nyerah aja deh.. Setitik pun tidak ada saham yang kita tanam dalam penciptaan diri kita. Semuanya mutlak kekuasaan Alloh swt. Dia swt berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS. At Tiin: 4)

Jadi, kalo begitu pemeliharaannya pun, harus sesuai dengan yang disukai Alloh swt dong? I agree with you friend’s. Bahwa yang harus kita lakukan terhadap tubuh ini, adalah menutupnya. Ditutup dengan penutup yang disukai-Nya. Sayangi tubuh ini jangan sampai diobral sana-sini. Yang bisa membuat sahabat ikwan pening tujuh keliling. Kalo Kuda sih wajar tanpa busana. Masalahnya, sahabat muslimah kan bukan Kuda!. Tetapi wanita berharga dan terhormat, yang Islam menjaga dan memuliakannya. Salah satunya dengan menyuruh sahabat muslimah untuk berjilbab. Silahkan sahabat baca surat Al-Ahzab ayat ke-59, “…Hendaklah mereka mengulurkan Jilbabnya ke seluruh tubuhnya…”, dan surat An Nur ayat ke-31, “…Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya…”

Sahabat muslimah mungkin akan bertanya, “gimana sih kriteria jilbab yang disukai oleh Alloh swt dan Rosul Nya saw itu?” Apakah jilbab-jilbab yang –banyak sekarang– dijadikan pengikat leher-leher yang patah (baca jilbab gaul)? Idola kita, Nabi saw bersabda, “Orang-orang perempuan yang berpakaian tetapi seperti telanjang meliuk-liuk badannya dan rambutnya disasak, mereka itu tidak akan masuk sur-ga, juga tidak akan mencium baunya surga.” (HR. Muslim)

Imam Atthabary mengatakan bahwa cara mengulurkan jilbab itu menurut seba-gian ahli tafsir ialah:
Pertama, Dengan menutup muka dan kepala mereka dan tiadalah dipamerkan melainkan sebiji mata saja. Kedua, mengulurkan jilbab itu dari atas kepala sampai menutup dahi mereka (ini berdasarkan ke-terangan da ri Ibnu Abbas). Ketiga, Qotadah menerangkan, mengulurkan jilbab ialah menutup dengan menggunakn jilbab sampai menutup atas kening.

Semua keterangan di atas, pada pokok-nya sama, yaitu agar wanita mukminah menutup auratnya. Menurut mazhab syafi’i, berpegang pada tafsiran bahwa yang dimaksud yang biasa nampak daripadanya, ialah baju luar yang menutup kepala dan muka (pakai cadar). Jangan takut… , sahabat muslimah. Lebih baik disebut bau ’surga’, daripada bau ‘neraka’, disebut so ‘alim’, daripada so ‘blagu’ jadi ‘Fir’aun’ Iya ga…? Jadi dengan kata lain, bahwa pakaian sahabat muslimah itu harus memenuhi syarat-syarat berikut: Busana itu harus menutup aurat, tidak tipis atau transparan, membuat menerawang bagi yang melihatnya, tidak ketat atau sempit kaya ’sozzis’ dan ‘leupeut’, warna pakaian gelap seperti hitam, kelabu, coklat atau hijau, tidak memakai harum-haruman yang semerbak, busananya tidak menyerupai lak-laki dan orang kafir, kemudian penting juga, bahwa busana yang dipakai bukan untuk bermegah-megahan ria. Nah, gitu sahabat muslimah.

Ternyata Islam itu ‘care’ banget ya, merhatiin banget ama kaum hawa alias ‘makhluk halus’ (baca lembut)! tapi bukan yang serem-serem itu lho…
Kemudian, yang harus sahabat muslimah miliki juga, adalah keyakinan yang mantap, dengan keimanan menghujam dalam hati, tidaklah semata-mata Alloh swt memerintahkan sesuatu pada hamba Nya, melainkan akan mendatangkan kemaslahatan atau keuntungan. Pahalanya? so pasti. Dengannya sahabat akan memiliki self confidence alias percaya diri yang tinggi. Menjadi pribadi merdeka pembawa panji-panji syari’at.

Sahabat muda muslimah…, keuntungan apa aja sih yang bakal kita dapat dengan berjilbab? Pertama, dapat dengan mudah untuk dikenal. Jilbab adalah sebagian dari syari’at Islam dan sekaligus ciri khusus bagi pemeluknya, yaitu untuk akhwat muslimah saja. Sahabat ikhwan jangan ikut-ikutan ya…,! Kedua, dengan memakai jilbab, dapat terhindar dari fitnah pandangan mata ‘keranjang’. Matanya disimpan di keranjang kali ya…?, tidak membuka peluang untuk berbuat dosa pada para kaum adam, lewat matanya. Ketiga, muslimah yang berjilbab syar’i merupakan muslimah yang menjaga diri atau ‘iffah’ dan identitas wanita terhormat. Keempat, menurut penelitian ilmiah, bahwa wanita muslimah yang berjilbab rapi, dengan muka yang tertutup, ternyata bisa meminimalisir penuaan pada wajah alias ‘awet muda’ dan terhindar dari sinar ultraviolet yang bisa menyebabkan kanker pada kulit kepala. Jadi bagi sahabat muslimah yang ingin awet muda, jangan cape-cape datang segala ke tukang ‘vermak’ wajah,… emangnya celana, divermak? Tentunya yang satu ini ga ketinggalan, dengan berjilbab akan mem buat kamu-kamu ‘beautiful’ abiss! Terus, lewat berjilbab pula, sahabat telah menyampaikan sebagian syi’ar Islam. Jadi sambil berdakwah, oke kan? Udah cantik, berpahala lagi.

Bagi kita, pakaian inilah yang disebut mengikuti zaman, dan pakaian gaul juga lho bagi kita. Karena Islam untuk sepanjang zaman. Yang jelas dengan berjilbab, membuktikan bahwa diri kita tunduk melaksanakan hukum Alloh swt dan wujud ibadah kita kepada-Nya. Bagi sahabat yang sudah mengenakannya, sempurnakan dan pertahankan. Bagi sahabat yang belum berjilbab, selamat memakai dan merasakan nyamannya berjilbab. Wallohu A’lam

File Gerimis Edisi 10 Tahun ke-1 2008